Bab
7 Masyarakat Perdesaan
dan Masyarakat Perkotaan
1. Masyarakat
Perkotaan, Aspek-aspek Positif dan Negatif
A. Pengertian
Masyarakat
Beberapa definisi mengenai masyarakat dari para sarjana, seperti misalnya :R.Linton : masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama, sehingga mereka ini dapat mengorganisasikan dirinya berpikir tentang dirinya dalam kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu
MJ.Herkovits : masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu
J.L.Gilian : masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama. Masyarakat itu meliputi pengelompokan-pengelompokan yang lebih kecil
S.R.Steinmetz : masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar, yang meliputi pengelompokan-pengelompokan manusia yang lebih kecil yang mempunyai perhubungan yang erat dan teratur.
Hasan Sadily : masyarakat adalah golongan besar atau kecil dari beberapa manusia, yang dengan atau sendirinya bertalian secara golongan dan mempunyai pengaruh kebatinan satu sama lain.
Masyarakat dapat mempunyai arti yang luas dan
sempit. Dalam arti luas masyarakat adalah ekseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup
bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya. Atau dengan
kata lain kebulatan dari semua perhubungan dalam hidup bermasyarakat. Dalam
arti sempit masyarakat adalah sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek
tertentu, misalnya territorial, bangsa, golongan dan sebagainya.
Masyarakat harus mempunyai syarat-syarat berikut :
a)
Harus ada pengumpulan manusia, dan harus banyak, bukan
pengumpulan binatang
b)
telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama disuatu
daerah tertentu
c)
adanya aturan-aturan atau undang-undang yang mengatur
mereka untuk menuju pada kepentingan dan tujuan bersama.
Dipandang dari cara terbentuknya, masyarakat dapat dibagi dalam :
a)
masyarakat paksaan, misalnya Negara, masyarakat
tawanan, dan lain-lain
b)
masyarakat merdeka, yagn terbagi dalam :
i.
masyarakat nature, yaitu masyarakat yang terjadi dengan
sendirinya, seperti gerombolan, suku, yagn bertalian dengan hubungan darah atau
keturunan
ii.
masyarakat kultur, yaitu masyarakat yang terjadi karena
kepentingan keduniaan atau kepercayaan, misalnya koperasi, kongsi perekonomian,
gereja dan sabagainya
B. Masyarakat Perkotaan
Masyarakat
perkotaan sering disebut urban community. Pengertian masyarakat kota lebih
ditekankan pada sifat kehidupannya serta cirri-ciri kehidupannya yang berbeda
dengan masyarakat pedesaan.
Ada
beberap cirri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu :
1)
kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan
kehidupan keagamaan di desa
2)
orang kota paa umumnya dapat mengurus dirinya sendiri
tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia
perorangan atau individu
3)
pembagian kerja di antra warga-warga kota juga lebih
tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata
4)
kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan
pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa
5)
interaksi yang terjai lebih banyak terjadi berdasarkan
pada factor kepentingan daripaa factor pribadi
6)
pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting,
untuk dapat mengejar kebutuhan individu
7)
perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di
kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.
C.
Perbedaan Desa dan Kota
Ada beberapa cirri yang dapat dipergunakan
sebagai petunjuk untuk membedakan antara desa dan kota.
Ciri-ciri tersebut antara lain:
1)
jumlah dan kepadatan penduduk
2)
lingkungan hidup
3)
mata pencaharian
4)
corak kehidupan social
5)
stratifikasi social
6)
mobilitas social
7)
pola interaksi social
8)
solidaritas social
9)
kedudukan dalam hierarki administrasi nasional
Meskipun tidak ada ukuran pasti, kota memiliki
penduduk yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan desa. Hal ini mempunyai
kaitan erat dengan kepadatan penduduk, yaitu jumlah penduduk yang tinggal pada
suatu luas wilayah tertentu, misalnya saja jumlah per KM (kilometer persegi)
atau jumlah per hekatar. Kepadatan penduduk ini mempunyai pengaruh yang besar
terhadap pola pembangunan perumahan.
2.
Hubungan Desa dan Kota
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua
komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang
wajar diantara keduanya terdapat hubungan yang erat, bersifat ketergantungan,
karena diantara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada desa dalam
memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan sperti beras, sayur mayor,
daging, ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis-jenis
pekerjaan tertentu di kota misalnya saja buruh bangunan dalam proyek-proyek
perumahan, proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan. Mereka
biasanya adalah pekerja-pekerja musiman.
Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yagn
juga diperlukan oleh orang desa seperti bahan-bahan pakaian, alat dan obat
pembasmi hama pertanian, minyak tanah, obat-obatn untuk memelihara kesehatan
dan transportasi.
Dalam kenyataannya hal ideal tersebut
kadang-kadang tidak terwujud karena adanya beberapa pembatas. Jumlah penduduk
semakin meningkat, tidak terkecuali di pedesaan. Padahal luas lahan pertanian
dan tanah sulit bertambah, terutama didaerah yang seudah lama berkembang
seperti pulau jawa. Peningkatan jumlah penduduk tanpa diimbangi dengan
perluasan kesempatan kerja ini pada akhirnya berakibat bahwa di pedesaan
terdapat banyak orang yangtidak mempunyai mata pencaharian tetap. Mereka
merupakan pengangguran, baik sebagai pengangguran penuh maupun setengah penuh.
3.
Aspek Positif dan Negatif
Perkembangan kota merupakan manifestasi dari
pola-pola kehidupan sosial, ekonomi, kebudayaan dan politik. Kesemuanya akan
tercermin dalam komponen-komponen yang membentuk stuktur kota tersebut. Secara
umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan seyogyanya mengandung 5
unsur yang meliputi :
1)
Wisma : unsur ini merupakan bagian ruang kota yang
dipergunakan untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya, serta untuk melangsungkan
kegiatan-kegiatan sosial dalam keluarga. Unsur wisma ini mengharapkan:
·
dapat mengembangkan daerah perumahan penduduk
yang sesuai dengan pertambahan kebutuhan penduduk untu masa mendatang.
·
memperbaiki keadaan lingkungan perumahan yang
telah ada agar dapat mencapai standar mutu kehidpan yang layak, dan memberikan
nilai-nilai lingkungan yang aman dan menyenangkan.
2)
Karya : unsur ini merupakan syarat yang utama bagi eksistensi
suatu kota, karena unsur ini merupakan jaminan bagi kehidupan bermasyarakat.
3)
Marga : unsur ini merupakan ruang perkotaan yang
berfungsi untuk menyelenggarakan hubungan antara suatu tempat dengan tempat
lainnya didalam kota, serta hubungan antara kota itu dengan kota lain atau
daerah lainnya.
4)
Suka : unsur ini merupakan bagian dari ruang perkotaan
untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan fasilitas hiburan, rekreasi, pertamanan,
kebudayaan dan kesenian.
5)
Penyempurnaan : unsur ini merupakan bagian yang penting
bagi suatu kota, tetapi belum secara tepat tercakup ke dalam keempat unsur termasuk
fasilitas pendidikan dan kesehatan, fasiltias keagamaan, perkuburan kota dan
jaringan utilitas kota.
Kelima unsure pokok ini merupakan pola pokok dari
komponen-komponen perkotaan yang kuantitas dan kualitasnya kemudian dirinci di
dalam perencanaan suatu kota tertentu sesuai dengan tuntutan kebutuhan yang
spesifik untuk kota tersebut pada saat sekarang dan masa yang akan dating.
4.
Masyarakat Pedesaan
A.
Pengertian Desa
Yang dimaksud dengan desa menurut Sukardjo
Kartohadi adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat
pemeritnahan sendiri. Menurut Bintaro desa merupakan perwujudan atau kesatuan
geografi, sosial, ekonomi, politik dan cultural yang terdapat disuatu daerah
dalam hubungannya danpengaruhnya secara timbal-balik dengan daerah lain..
Menurut paul H.Landis : desa adalah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa.
Dengan cirri-ciri sebagai berikut :
ü
Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal
mengenal antra ribuan jiwa
ü
Ada pertalian perasaan yang sama tentang
kesukuaan terhadap kebiasaan
ü
Cara berusaha (ekonomi) aalah agraris yang
paling umum yang sangat dipengaruhi alam sekitar seperti : iklim, keadaan alam,
kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.
Masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan
ikatan perasaan batin yang kuatsesama warga desa, yaitu perasaan setiap
warga/anggota masyarakat yagn amat kuat yang hakekatnya, bahwa seseorang merasa
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dimanapun ia hidup
dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi
masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat, karena beranggapan sama-sama
sebgai masyarakat yang saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak
tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama di dalam
masyarakat.
Adapun yang menjadi ciri masyarakat desa antara
lain :
ü
Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya
mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan
masyarakat pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya.
ü
Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan
dasar kekeluargaan
ü
Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup
dari pertanian
ü
Masyarakat tersebut homogen, deperti dalam
hal mata pencaharian, agama, adapt istiadat, dan sebagainya
B.
Hakikat dan Sifat Masyarakat Pedesaan
Didalam masyarakat pedesaan kita mengenal
berbagai macam gejala, khususnya tentang perbedaan pendapat atau paham yang
sebenarnya hal ini merupakan sebab-sebab bahwa di dalam masyarakat pedesaan
penuh dengan ketegangan –ketegangan sosial. Gejala-gejala sosial yang sering
diistilahkan dengan :
a.
Konflik
b.
Kontraversi
c.
Kompetisi
d.
kegiatan pada masyarakat pedesaan
5.
Perbedaan Masyarakat Pedesaan dengan Masyarakat
Perkotaan
A.
Lingkungan Umum dan Orientasi Terhadap Alam, Masyarakat
perdesaan berhubungan kuat dengan alam, karena lokasi geografisnyadi daerah
desa. Penduduk yang tinggal di desa akan banyak ditentukan oleh kepercayaan dan
hukum alam. Berbeda dengan penduduk yang tinggal di kota yang kehidupannya
“bebas” dari realitas alam.
B.
Pekerjaan atau Mata Pencaharian, Pada
umumnya mata pencaharian di dearah perdesaan adalah bertani tapi tak sedikit
juga yg bermata pencaharian berdagang, sebab beberapa daerah pertanian tidak
lepas dari kegiatan usaha.
C.
Ukuran Komunitas, Komunitas perdesaan
biasanya lebih kecil dari komunitas perkotaan.
D.
Kepadatan Penduduk, Penduduk desa
kepadatannya lbih rendah bila dibandingkan dgn kepadatan penduduk
kota,kepadatan penduduk suatu komunitas kenaikannya berhubungan dgn klasifikasi
dari kota itu sendiri.
E.
Homogenitas dan Heterogenitas,
Homogenitas atau persamaan ciri-ciri sosial dan psikologis, bahasa,
kepercayaan, adat-istiadat, dan perilaku nampak pada masyarakat perdesa bila
dibandingkan dengan masyarakat perkotaan. Di kota sebaliknya penduduknya
heterogen, terdiri dari orang-orang dgn macam-macam perilaku, dan juga bahasa,
penduduk di kota lebih heterogen.
F.
Diferensiasi Sosial, Keadaan heterogen
dari penduduk kota berindikasi pentingnya derajat yg tinggi di dlm diferensiasi
Sosial.
G.
Pelapisan Sosial, Kelas sosial di dalam
masyarakat sering nampak dalam bentuk “piramida terbalik” yaitu kelas-kelas yg
tinggi berada pada posisi atas piramida, kelas menengah ada diantara kedua
tingkat kelas ekstrem dari masyarakat.
Ada beberapa perbedaan pelapisan sosial
yang tak resmi antara masyarakat desa dan kota:
-
pada masyarakat kota aspek kehidupannya lebih
banyak system pelapisannya dibandingkan dengandi desa.
-
pada masyarakat desa kesenjangan antara kelas
eksterm dalam piramida sosial tidak terlalu besar dan sebaliknya.
-
masyarakat perdesaan cenderung pada kelas
tengah.
-
Penentuan kasta.
6.
Mobilitas Sosial
Mobilitas berkaitan dengan perpindahan atau
pergerakan suatu kelompok social ke kelompok social lainnya: mobilitas kerja
dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lainnya.
Mobilitas territorial di kota lebing sering
ditemukan daripada di daerah pedesaan, dan segi-segi penting dari mobilitas
tersebut adalah:
a.
Banyak penduduk yang pindah kamar atau rumah ke kamar
atau rumah lain.
b.
Waktu yang tersedia bagi penduduk kota untuk berpergian
per satuan penduduk lebih banyak dibandingkan dengan orang-orang desa.
c.
Berpergian setiap hari di dalam atau di luar dan pusat
penduduk.
d.
Waktu luang di kota lebih sedikit dibandingkan dengan
di daerah pendesaan.
7.
Interaksi Sosial
Tipe interaksi social di desa dan di kota perbedaannya
sangat kontras, baik aspek kualitasnya maupun kuantitasnya. Perbedaan yang
penting dalam interaksi social di daerah pedesaan dan perkotaan, di antaranya:
a.
Masyarakat pedesaan lebih sedikit jumlahnya dan tingkat
mobilitas sosialnya rendah.
b.
Dalam kontak social berbeda secara kuantitatif maupun
secara kualitatif
8.
Pengawasan Sosial
Tekanan social oleh masyarakat di pedesaan lebih
kuat karena kontaknya yang bersifat pribadi dan ramah tamah, dan keadaan
masyarakatnya yang homogen.
9.
Pola Kepemimpinan
Menentukan kepemimpinan di daerah pedesaan
cenderung banyak ditentukan oleh kualitas pribadi dari individu dibandingkan
dengan kota. Keadaan ini disebabkan oleh lebih luasnya kontak tatap muka, dan
individu lebih banyak saling mengetahui daripada di daerah kota. Misalnya
karena kesalehan , kejujuran, jiwa pengorbanannya, dan pengalamannya.
10. Standar
Kehidupan
Berbagai alat yang menyenangkan di rumah,
keperluan masyarakat, pendidikan, rekreasi, fasilitas agama, dan fasilitas lain
akan membahagiakan kehidupan bila disediakan dan cukup nyata dirasakan oleh
penduduk yang jumlahnya padat. Di kota, dengan konsentrasi dan jumlah penduduk
yang padat, tersedia dan ada kesanggupan dalam menyediakan kebutuhan tersebut,
sedangkan di desa terkadang tidak demikian.
← BAB 6 BAB 8 →
← BAB 6 BAB 8 →